Pengabdian Masyarakat Kepada Komunitas Keluarga Islam Belfast-Indonesia di Inggris

oleh -0 views

United Kingdom,CahayaMediaTimur.com-Kulit kering merupakan salah satu keluhan kesehatan yang umum terjadi selama musim dingin, terutama pada individu yang tidak terbiasa dengan cuaca ekstrem seperti komunitas diaspora Indonesia di negara-negara beriklim subtropik.Keluarga Islam Belfast (Muslim NI) di Irlandia Utara menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah kulit akibat perubahan kelembaban dan suhu lingkungan saat musim dingin. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan fisik tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2025 dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 80 di sebuah aula umum

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Muslim NI dalam mengenali, mencegah, dan menangani kulit kering secara tepat dengan pendekatan farmasis berbasis bahan alami dan farmasetika kosmetik yang aman. Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari Dr. apt. Ika Ratna Hidayati., M.Sc, apt. Raditya WekaNugraheni., M.Farm dan apt. Dyah Rahmasari., M.Farm. Kegiatan ini di laksanakan bersamaan dengan perayaan Kemerdekaan Indonesia ke 80 di Belfast, Irlandia Utara. Agar menarik maka dikemas dengan berbagai permainan yang mengundang banyak peserta pada kegiatan ini. Acara di lakukan pada hari Minggu pagi waktu Belfast.

Sebagai pemateri utama yaitu apt. Raditya Nugraheni., M.Farm menyampaikan edukasi tentang pentingnya penggunaan sunscreen untuk melindungi kulit meskipun di daerah subtropik. Kulit yang sehat memang harus selalu di rawat dan dilindungi, salah satunya yaitu dengan menggunakan suncreen yang benar, yaitu dengan selalu diulang setiap 2 atau 3 jam dan dioleskan pada kulit wajah atau tubuh yang lain.

“Kulit yang sehat harus dirawat dan dilindungi secara rutin dengan penggunaan sunscreen secara benar di segala daerah termasuk sub tropik. Caranya dengan mekai sun screen yang diulang setiap dua atau tiga jam sekali,” kata apt. Raditya Nugraheni., M.Farm

apt. Raditya Weka Nugraheni., M.Farm menambahkan luaran yang ditargetkan dari program ini adalah meningkatnya pemahaman komunitas mengenai penanganan kulit kering, tersedianya media edukasi yang aplikatif, serta terciptanya kemandirian komunitas dalam merawat kesehatan kulit selama musim dingin. Selain itu, program ini diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat berbasis keilmuan farmasi yang adaptif terhadap konteks diaspora Indonesia di luar neger

“Target dari kegiatan ini adalah meningkatkan akan pentingnya penanganan kulit kering, serta dapat merawat kulit secara mandiri,” tambahnya.