Soal Manipulasi, Itu Bab-nya Abidin Papalia

oleh -10 views

PIRU,CahayaMediaTimur-Kegiatan pembukaan pelatihan berbasis unit kompetensi bagi pencari kerja di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) resmi ditutup.

Acara ini ditutup oleh Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan (Disperindag) SBB, Abidin Papalia, yang juga bertindak sebagai ketua panitia penyelenggara.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kecamatan Seram Barat, dikarenakan anggaran perjalanan dinas panitia tidak tersedia. Disamping itu, peserta dari luar kecamatan, hanya difasilitasi penginapan selama dua hari, bahkan diakhir kegiatan ini pun sempat mendapat sorotan terkait pengelolaan dana liputan media.

Berdasarkan keterangan dari salah satu panitia, dana publikasi itu sebesar Rp. 2.500.000 yang telah dianggarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), bahkan anggaran tersebut sudah diminta terlebih dahulu oleh Plh Disperindag dengan alasan banyaknya wartawan yang akan hadir untuk meliput.
“Saya hanya ingin menjelaskan agar tidak timbul masalah di kemudian hari. Beberapa hari yang lalu, dana liputan itu sudah diambil oleh Plh dengan alasan, wartawan yang hadir cukup banyak,” ujar seorang panitia yang enggan disebutkan namanya.

Lanjut sumber, penggunaan dana liputan tersebut menjadi pertanyaan, karena sebagian besar wartawan yang hadir di lokasi tidak menerima dana liputan, Justru dana tersebut dikabarkan diberikan hanya kepada beberapa wartawan yang tidak hadir dalam kegiatan, namun karena mereka-mereka itu adalah orang- orang back up-pan Abidin Papalia serta orang-orang yang dekat dengan bupati yang selama ini juga, mereka yang mengatur dana media di komimfo hanya untuk 15 media.

Saat dikonfirmasi, Plh Disperindag Abidin Papalia menyatakan bahwa dirinya mengambil inisiatif untuk memasukkan nama-nama wartawan ke dalam daftar peserta karena kekurangan jumlah peserta pelatihan. Kebijakan Abidin ini sudah hal biasa sejak dia masih menjabat kepala sekolah SMA di Tanah Goyang, bahkan sampai dia menjabat kepala UPTD dinas pendidikan provinsi di SBB

Lanjut Abidin, “Semua kemarin itu saya sudah minta masukkan ke daftar peserta. Karena peserta kurang, saya ambil inisiatif sendiri,” kata Abidin. Namun, ia enggan menjawab saat ditanyakan mengenai alokasi dana liputan yang telah diserahkan oleh panitia sebelumnya. Disini kita bisa lihat jelas kecerdikan Abidin Papalia dalam mengspikulasi anggaran, dengan kata lain, “lihat uang kayak lihat anjing makan taii” apa saja yang lewat, pasti disantap bersih.

Disisi lain, keberadaan “Tim 15 Media” yang disebut-sebut sebagai kelompok media beck up-pan bupati yang ditunjuk secara tidak resmi untuk mengatur seluruh kegiatan peliputan Bupati dan Wakil Bupati SBB, diduga tim ini telah mendominasi akses informasi dan anggaran media dalam setiap kegiatan pemerintahan, bahkan terkesan membatasi keikutsertaan media lain di luar tim tersebut. Ternyata peran kadis komimfo tidak efektif karena mereka-mereka ini, yang nota benenya orang diluar sistim, namun meteka telah menguasai sistim yang ada di dalam dinas komimfo. Kadis komimfo tidak berdaya karena takut kehilangan jabatan, pimpinan seperti ini sudah harus diganti.

Beberapa kalangan menilai, praktik ini tidak hanya mencederai profesionalisme jurnalisme lokal, tetapi juga dapat merugikan citra kepemimpinan daerah, khususnya pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang dikenal dengan sebutan AMANUSA.

Hal ini bukan semata menyangkut dana liputan, tetapi menyentuh soal etika dan penghargaan terhadap kinerja insan pers yang hadir dan bekerja secara profesional di lapangan.
Untuk itu, bupati segera menggantikan Abidin Papalia dari dinas disperindag karena dinilai tidak mampuh, jika perlu non job dia dan kembalikan saja keasal sekolahnya.
Kabupaten ini butuh orang-orang cerdas, bukan orang-orang ceroboh, kabupaten ini butuh orang-orang yang mau kerja dengan hati, bukan mengabdi untuk cari keuntungan, jadi kalau tidak memiliki integritas intelektual, SBB tidak butuh.(01)