PIRU,CahayaMediaTimur.com-Menyikapi pemberitaan media online, Malukubarunews pada tanggal, 04 oktober 2024 dengan judul, Warga Asal SBB Maluku, Diduga Ditipu PT. Karunia Bahtera Samudra,
maka saya Asyer Roby Sawelet sebagai kepala sekolah(Kepsek)SMK negeri 2 Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB), yang melakukan MOU dengan pihak perusahan Karunia Bahtera Samudra, merasa sangat dirugikan.
Awalnya orang tua yang bersangkutan, Roudolof Mawene, datang meminta bantuan kepada pihak sekolah, untuk mempekerjakan anak ini melalui PT. KBS, walaupun yang bersangkutan bukan lulusan SMK 2 TANIWEL, namun karena mendengar keluhan orang tuanya, saya selaku pimpinan dan anak negeri, demi mensejahterahkan masyarakat kami sekaligus menepis pengangguran, mau dengan tidak mau, terpaksa saya harus menerima permintaan orang tua anak tersebut.
Setelah dilakukan pemantapan di sekolah, terkait perjanjian kerjasama dan Pelayanan nantinya oleh pihak perusahan, akhirnya anak-anak di berangkatkan oleh pihak sekolah, yang didampingi oleh satu guru dan kepala sekolah sendiri, selanjutnya
setelah seleksi di perusahan, 2 orang di nyatakan tidak lolos dan akhirnya harus dikembalikan oleh pihak sekolah,
sementara yang lolos, Perusahan menyediakan mes, bahkan untuk kenyamanan pihak sekolah menyewa 2 kamar kos karena jumlah anak-anak di mes saat itu terlalu banyak, tapi kemudian anak-anak ini tidak mau lagi kos karena ingin ada kebersamaan.
Kronologinya, ketika anak-anak ini lolos, mereka di beri uang makan per Minggu.”Dalam kelompok ini ada ketua kelompok yg mengkoordinir anak-abak dan selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah setiap minggu.
Untuk mendapatkan uang makan, anak-anak ini sepakat untuk patungan belanjakan persediaan makanan selama sebulan, tapi yg bersangkutan tidak mau patungan, yg menyebabkan dia merasa minder dan tersisi sehingga yang bersangkutan mengambil jalan nekat untuk ke Jakarta , untuk mencari familinya.
Untuk info yang lain, ada 15 anak yang bertahan dan mereka telah diberangkatkan, sehingga kini 45 lulusan SMK 2 Taniwel telah di promosikan kerja pada kapal yang berbendera Taiwan. Apabila perusahan menelantarkan anak-anak, maka tidak mungkin anak-anak yg lain betah di perusahan, bahkan yang sudah selesai kontrakpun, mereka akan kembali melanjutkan kontrak di perusahan yang sama, tutup kepala sekolah.