SAPARUA,CahayaMediaTimur.com-Dalam upaya memperkuat pembinaan keagamaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua menjalin kerja sama strategis dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Saparua Timur. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di kantor KUA Saparua Timur pada Rabu, (16/07/2025).
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Kepala Lapas Kelas III Saparua, Pramuadji Buamonabot, bersama Kepala KUA Saparua Timur, Rustam Samual.
Kegiatan ini turut dihadiri jajaran pegawai Lapas Saparua dan staf dari KUA Saparua Timur.
Kalapas Pramuadji dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan pembinaan kepribadian berbasis keagamaan di lingkungan Lapas. “Pembinaan rohani adalah bagian penting dari proses pemasyarakatan. Melalui sinergi ini, kami berharap warga binaan mendapatkan pendampingan spiritual yang terstruktur dan berkelanjutan,” ujar Pramuadji.
Sementara itu, Kepala KUA Saparua Timur, Rustam Samual , menyambut baik kerja sama ini dan menegaskan komitmennya untuk mendukung program pembinaan di Lapas.
“KUA siap berkontribusi melalui penyuluhan agama, pelatihan ibadah, konsultasi keagamaan, hingga pendampingan pernikahan warga binaan. Ini merupakan bagian dari tugas kami dalam pelayanan umat,” ungkap Rustam dalam sambutanya.
Ruang lingkup kerja sama meliputi penyelenggaraan bimbingan keagamaan, pelatihan rohani, ceramah, serta kegiatan keagamaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga binaan. Selain itu, KUA juga akan membantu dalam proses administrasi keagamaan seperti pencatatan nikah bagi warga binaan yang memenuhi persyaratan.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan pembinaan keagamaan di Lapas Saparua dapat berjalan lebih maksimal, tidak hanya sebagai rutinitas tetapi menjadi proses transformasi yang membawa perubahan perilaku dan moral bagi warga binaan.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama sebagai simbol dimulainya sinergi antara Lapas Saparua dan KUA Saparua Timur. Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang religius, humanis, dan berorientasi pada pembinaan yang bermakna.